twitter twitter
facebook
rss

1.826 Kasus Kekerasan Terhadap Anak Hanya Dalam 5 Bulan

Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat sebanyak 1.826 kasus kekerasan terhadap anak terjadi di berbagai daerah sejak Januari hingga Mei 2010, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. “Kekerasan terhadap anak terutama berupa kekerasan fisik dan seksual semakin meningkat, hanya dalam waktu lima bulan pertama telah terjadi 1.826 kasus,” kata Ketua Komnas Perlindungan Anak Aris Merdeka, di Jakarta, Kamis.

Menurut Aris, 68 persen kekerasan seksual terhadap anak pelakunya adalah keluarga terdekat. Sementara pada 2008 kasus kekerasan anak tercatat sebanyak 1.626 dan meningkat menjadi 1.891 pada 2009. Semakin meningkatnya kekerasan terhadap anak, menurut dia, menunjukkan bahwa keluarga gagal dalam membina anak. Ia mencontohkan kasus orang tua yang membakar anaknya sendiri dan kasus anak usia lima bulan yang dipatahkan kaki tangannya oleh ibu kandung. “Ini krisis sosial dan tindak kekerasan yang terjadi sudah di luar akal sehat manusia. Pelaku kekerasan adalah mereka yang seharusnya orang-orang yang melindungi,” kata Aris.

Anak-anak yang rentan menjadi korban kekerasan adalah anak jalanan dan anak yang hidup dalam keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Aris memperkirakan, kasus kekerasan terhadap anak akan terus meningkat selama 2010 melihat jumlah anak terlantar yang semakin tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2006, populasi anak terlantar di Indonesia mencapai 5,4 juta. “Penting dilakukan untuk memutuskan mata rantai kemiskinan karena tindak kekerasan terhadap anak lebih banyak disebabkan faktor ekonomi,” ujar Aris.

Dirjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Makmur Sunusi mengatakan, untuk penanganan masalah anak pihaknya mengunakan pendekatan “dukungan keluarga” karena dinilai lebih penting untuk mengembalikan peran orang tua. Pendekatan residensial yang dipakai sebelumnya yaitu menyediakan rumah asuh tidak memberikan pengaruh besar. Sebanyak 6.000 rumah yatim terdata di Departemen Sosial namun hanya 27 persen anak-anak yang diasuh benar-benar anak yatim selebihnya adalah anak tidak mampu. “Pendekatan melalui keluarga yang kita kedepankan cakupannya akan lebih besar dibandingkan rumah asuh,” katanya.

Provided by


SAVE THE CHILDREN INDONESIA Yudhasmara Foundation

JL Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Pusat

Phone : (021) 70081995 – 5703646 email : judarwanto@gmail.com

http://saveindonesianchildren.wordpress.com/

Foundation and Editor in Chief : dr Widodo Judarwanto SpA

0 komentar:

Posting Komentar

Followers